Advertisement Section
Header AD Image
dr. Hadyan Mengapa Kekerasan Anak Mencerminkan Pola Asuh Kita

dr. Hadyan: Mengapa Kekerasan Anak Mencerminkan Pola Asuh Kita?

Matras News, Bekasi – Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia dihadapkan pada fenomena kekerasan anak yang semakin mengkhawatirkan. Kasus tawuran, bullying dan cyber bullying mengemuka sebagai masalah serius yang harus dihadapi oleh masyarakat.

Melihat hal tersebut, dr. Hadyan menaruh perhatian lebih. Oleh karena itu, ia mengatakan, sebelum kita cepat menyalahkan anak-anak dan remaja yang terlibat, marilah kita luangkan waktu untuk refleksi. 

“Kita, sebagai orang tua, perlu mengkoreksi diri dan mengevaluasi pola asuh yang telah kita terapkan.

Apakah sudah cukup kasih sayang yang kita berikan? Apakah kita telah memberikan perlindungan dan hak yang seharusnya diterima oleh anak-anak kita?,” tegas Hadyan, Senin, 29 Juli 2024.

Sambung dia, oleh karena itu, mengapa pola asuh kita penting?. Dalam memahami perilaku anak, penting bagi kita untuk menyadari bahwa anak bukan sekadar objek yang menerima perintah, tetapi subjek dari kemajuan yang membutuhkan cinta kasih serta petunjuk.

“Pola asuh yang baik, tidak hanya tentang memberikan apa yang mereka butuhkan, tetapi juga tentang menciptakan iklim yang mendukung pertumbuhan emosional dan mental anak.

Dalam konteks ini, pola asuh yang salah dapat menciptakan lingkungan di mana kekerasan, baik fisik maupun psikologis, dapat berkembang,” katanya.

Untuk itu, dr. Hadyan mengingatkan, sebagai orang tua, kita sering terjebak dalam rutinitas dan tekanan sosial yang menghadirkan tantangan tersendiri.

Namun, hal ini tidak seharusnya menghilangkan perhatian kita terhadap pertumbuhan dan kesejahteraan anak.

Kasih Sayang sebagai Dasar Pola Asuh

Kasih sayang adalah fondasi utama dalam pola asuh yang baik. Ketika anak merasa dicintai dan diterima, mereka lebih cenderung mengembangkan rasa percaya diri yang positif.

Sebaliknya, kekurangan kasih sayang dapat memicu perilaku agresif dan menjadikan mereka lebih rentan terhadap pengaruh buruk dari lingkungan. 

“Pembinaan cinta kasih yang konsisten akan membantu anak memahami nilai-nilai positif dan cara berinteraksi secara sehat dengan orang lain.

Namun, di tengah kesibukan kita sebagai orang tua, seringkali kasih sayang ini terabaikan. Mari kita ingat bahwa kasih sayang tidak selalu berbentuk materi,” ungkapnya.

Terkadang kehadiran kita, waktu yang kita habiskan bersama anak, dan komunikasi yang terbuka lebih berarti daripada apa pun. Ini adalah cara sederhana untuk menunjukkan bahwa kita peduli.

Lebih jauh dirinya mengingatkan akan koreksi diri dimana merangkul kekurangan

Kekerasan yang ditunjukkan oleh anak-anak kita, baik itu dalam bentuk tawuran atau bullying, sering kali mencerminkan kekurangan dalam pola asuh kita. 

Dalam hal ini, sebagai orang tua, kita harus berani mengakui bahwa kita mungkin belum sepenuhnya mampu memenuhi peran kita.

Ini bukanlah sebuah pengakuan yang perlu kita sembunyikan, tetapi justru langkah awal untuk melakukan perbaikan.

Kita dapat mulai dengan memperbaiki komunikasi dalam keluarga. Apakah kita telah memberikan ruang bagi anak untuk berbicara tentang perasaan dan pengalaman mereka?, apakah kita sudah cukup mendengarkan?, mengajarkan anak tentang empati dan pemahaman terhadap orang lain bisa dimulai dari rumah.

Ketika anak memahami betapa pentingnya untuk menghargai perasaan orang lain, mereka lebih cenderung menjauhi perilaku yang merugikan.

Untuk itu, dirinya juga mengingatkan beberapa hal, diantaranya:

Menyadari Perubahan Zaman

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah perkembangan zaman. Anak-anak masa kini hidup di era digital yang membawa banyak perubahan dalam cara mereka berinteraksi.

Cyber bullying, misalnya, kini menjadi salah satu isu yang sangat mendesak. Orang tua harus mampu beradaptasi dengan cara-cara baru dalam berkomunikasi dengan anak.

Memahami teknologi yang mereka gunakan, serta perilaku yang mungkin mereka lakukan secara online, adalah langkah penting dalam memastikan keamanan dan kesejahteraan mereka.

Jangan merasa malu untuk belajar dari anak-anak kita. Mereka menguasai banyak hal yang mungkin tidak kita ketahui.

Berbincang dan belajar dari mereka bukan hanya meningkatkan hubungan, tetapi juga membantu kita memahami cara berpikir dan berinteraksi anak di zaman ini.

Solusi Sederhana

Bangun Komunikasi yang Terbuka: Luangkan waktu untuk mendengarkan anak-anak kita. Biarkan mereka berbagi tanpa rasa takut akan kritik.

Ajarkan Empati

Libatkan anak dalam kegiatan sosial untuk membangun rasa peduli terhadap sesama. Ini bisa berupa kegiatan amal, atau sekadar membantu tetangga yang membutuhkan.

Latih Koreksi Diri

Ajak anak untuk merenung dan belajar dari kesalahan. Baik kita sebagai orang tua maupun anak-anak kita, setiap kesalahan adalah peluang untuk tumbuh.

Ikuti Perkembangan Zaman: Pelajari tren yang sedang berlangsung di kalangan anak-anak dan remaja. Dengan cara ini, Anda dapat memahami lebih baik tantangan yang mereka hadapi.

Ciptakan Lingkungan yang Positif

Jadikan rumah sebagai tempat yang aman untuk berekspresi. Dorong aktivitas kreatif yang dapat menyalurkan emosi anak secara positif.

Sebagai sebuah bangsa yang menuju Indonesia Emas 2045, kita perlu memastikan bahwa generasi penerus kita dibekali dengan nilai-nilai yang tepat.

Dalam kata-kata Soekarno ‘gantungkan cita-citamu setinggi langit, apabila engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang’.

Kita harus membekali anak-anak kita untuk mencapai cita-cita yang setinggi itu, bukannya terjebak dalam lingkaran kekerasan dan kebencian.

Setiap orang tua memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan positif anak-anak kita. 

“Mari kita berusaha menjadi orang tua yang lebih baik, menciptakan generasi yang tidak hanya memiliki kemampuan akademis, tetapi juga emosional yang kuat untuk menghadapi masa depan.

Kesadaran dan usaha untuk berubah adalah langkah awal menuju pola asuh yang lebih baik. Mari kita mulai,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan PopUp Harris Bekasi