Matras News – Mitos apa fakta kebiasaan di masyarakat Indonesia cara menangani masalah kesehatan, padahal secara medis justru tidak tepat. Beberapa di antaranya bahkan bisa memperburuk kondisi tubuh.
Berikut beberapa mitos kesehatan yang masih sering dilakukan beserta penjelasan medisnya:
- Memakai Pakaian Tebal atau Selimut Ketika Demam
Mitos: Saat demam, tubuh perlu ditutup rapat agar cepat berkeringat dan suhu tubuh turun.
Fakta Medis: Mengenakan pakaian tebal atau selimut justru akan meningkatkan suhu tubuh. Pada anak-anak, demam tinggi (39°C atau lebih) bisa memicu kejang. Sebaiknya gunakan pakaian tipis dan tetap berada di ruangan yang sejuk. Jika menggigil, kompres air hangat lebih disarankan.
- Saat Demam Tidak Boleh Mandi
Mitos: Mandi saat demam bisa memperparah kondisi.
Fakta Medis: Mandi justru membantu menurunkan suhu tubuh. Jika demam disertai menggigil, gunakan air hangat. Mandi juga membantu membersihkan tubuh dari kuman dan membuat penderita lebih nyaman.
- Mandi Malam Menyebabkan Rematik
Mitos: Mandi malam bisa memicu rematik atau nyeri sendi.
Fakta Medis: “Tidak ada hubungan langsung antara mandi malam dan rematik. Namun, bagi penderita rematik, disarankan mandi air hangat untuk mengurangi kekakuan sendi.
- Masuk Angin Harus Dikerok
Mitos: Kerokan mengeluarkan angin dari tubuh.
Fakta Medis: Kerokan sebenarnya memecah pembuluh kapiler di kulit, menyebabkan memar. “Rasa ‘leganya’ hanya karena otak menerima rangsang nyeri baru, sehingga mengalihkan dari rasa pegal sebelumnya. Jika gejala masuk angin terus berlanjut, lebih baik periksa ke dokter.
- Angin Duduk Harus Dikerok atau Dipijat
Mitos: Pijat atau kerokan bisa mengatasi angin duduk.
Fakta Medis: “Angin duduk bisa jadi gejala serangan jantung. Memijatnya justru berbahaya. Penanganan yang tepat adalah pemberian oksigen, obat-obatan, dan pemeriksaan medis secepatnya.
Banyak kebiasaan yang dianggap “menyembuhkan” ternyata tidak berdasar medis, bahkan berisiko. “Sebaiknya konsultasikan gejala kesehatan ke dokter daripada mengandalkan mitos.
Dengan memahami fakta ini, masyarakat bisa terhindar dari penanganan keliru yang justru membahayakan kesehatan.