Matras News, Jakarta – Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia periode 2004–2009, Dr. Siti Fadilah Supari, kembali menyuarakan pandangan kontroversial terkait kebijakan vaksinasi Tuberkulosis (TBC). Kali ini, ia mempertanyakan urgensi vaksinasi TBC bagi individu dengan kondisi TBC laten, mengingat mereka tidak sakit maupun menularkan bakteri.
Apa Itu TBC Laten?
TBC laten adalah kondisi di mana bakteri Mycobacterium tuberculosis ada di dalam tubuh, tetapi tidak aktif. Orang dengan TBC laten tidak mengalami gejala, tidak sakit, dan tidak bisa menularkan penyakit ke orang lain. Bakteri ini baru berpotensi aktif jika sistem kekebalan tubuh melemah, misalnya karena HIV, malnutrisi, atau penyakit kronis lainnya.
“Kalau TBC laten itu orangnya tidak sakit dan tidak menular, buat apa mewajibkan vaksin? Yang penting jaga daya tahan tubuh,” ujar Siti Fadilah dalam sebuah diskusi kesehatan di Jakarta, Kamis (28/5).
Vaksin BCG dan Polemiknya
Di Indonesia, vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) untuk TBC diberikan sekali seumur hidup, biasanya pada bayi. Vaksin ini ditujukan untuk mencegah TBC aktif, terutama bentuk yang berat seperti meningitis TBC pada anak. Namun, efektivitasnya dalam mencegah TBC paru pada dewasa masih diperdebatkan di tingkat global.
Siti Fadilah menekankan bahwa fokus seharusnya pada penguatan imunitas alami, bukan hanya vaksinasi. “Setiap orang, baik yang punya TBC laten atau tidak, harus menjaga kekebalan tubuh dengan berjemur, konsumsi vitamin, makan bergizi, dan istirahat cukup,” tegasnya.
Pandangan Siti Fadilah ini memicu diskusi tentang apakah kebijakan vaksinasi massal perlu dikaji ulang dengan pertimbangan kondisi spesifik seperti TBC laten.
Di sisi lain, otoritas kesehatan seperti WHO dan Kemenkes RI masih merekomendasikan vaksin BCG sebagai bagian dari program imunisasi wajib.
Polemik ini menyoroti pentingnya edukasi yang tepat tentang TBC laten, vaksinasi, dan peran imunitas tubuh. Siti Fadilah Supari, yang dikenal vokal sejak masa jabatannya, kembali mengingatkan bahwa pencegahan penyakit tidak melulu bergantung pada obat atau vaksin, tetapi juga pada pola hidup sehat.