Menu

Mode Gelap

Gaya Hidup Sehat

Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi Program Pengampuan KIA Ditargetkan di Jabar

badge-check


Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi Program Pengampuan KIA Ditargetkan di Jabar Perbesar

Matras News, Bandung – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan Program Pengampuan Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Jawa Barat sebagai langkah strategis menekan angka kematian ibu (AKI) dan bayi (AKB), sekaligus mengurangi prevalensi stunting.

Master 03

Program ini mengoptimalkan peran rumah sakit rujukan nasional dan jejaring fasilitas kesehatan (fasyankes) di daerah.

Peluncuran dilakukan dalam Kick Off Intervensi Pencegahan dan Penurunan AKI-AKB di Auditorium Pusat Pelayanan Ibu dan Anak Terpadu RSUP Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Selasa (10/6).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan, isu AKI-AKB bukan sekadar persoalan statistik, melainkan nyawa manusia.

Menkes Budi menyatakan, keberhasilan Jabar menurunkan AKI-AKB akan berdampak signifikan pada angka nasional. “Sekitar 17% kematian ibu dan bayi di Indonesia terjadi di Jawa Barat. Jika Jabar berhasil, angka nasional otomatis turun,” ujarnya dalam keterangan resmi pada, Rabu 11 Juni 2025.

Ia juga mengapresiasi capaian Jabar menekan stunting hingga 15,9%, lebih rendah dari rata-rata nasional (19,8%).

Direktur Jenderal Kesehatan Layanan Primer dan Komunitas Kemenkes Endang Sumiwi menjelaskan, Jabar dipilih sebagai provinsi percontohan pertama karena tingginya beban AKI-AKB dan kualitas sistem pelaporan fasyankes yang sudah mencapai 90%.

Tiga kabupaten dengan beban tertinggi menjadi sasaran utama yaitu, Kabupaten Bogor – didampingi RS Harapan Kita Ibu dan Anak, Kabupaten Garut – didampingi RSCM, Kabupaten Bandung – didampingi RSHS.

Sebanyak 12 puskesmas dan fasyankes tingkat pertama akan terlibat dalam program ini, dengan fokus pada, Standardisasi SOP klinis, Penguatan sistem rujukan, Pelatihan berkelanjutan, Mentoring langsung oleh RS pengampu.

Kemenkes menargetkan keberhasilan program di Jabar sebagai model replikasi nasional berbasis data, kolaborasi, dan lintas sektor.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menekankan pentingnya pendekatan promotif dan preventif. “Kesehatan masyarakat tidak bisa hanya mengandalkan rumah sakit. Harus dibangun dari rumah, sekolah, dan lingkungan yakni, Pemeriksaan kesehatan pranikah, Bekal makanan sehat untuk anak sekolah, Sertifikasi kesehatan bagi pedagang jajanan sekolah.

“Program ini diharapkan tidak hanya menurunkan AKI-AKB, tetapi juga memperkuat sistem kesehatan primer dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan ibu dan anak. Jika berhasil, model serupa akan diterapkan di provinsi lain dengan beban kematian ibu dan bayi tinggi,” tegasnya.

Baca Lainnya

Bahaya Mematikan di Balik Atap Asbes: Kisah Nyata yang Bikin Merinding

2 Juli 2025 - 00:04 WIB

Bahaya Mematikan di Balik Atap Asbes Kisah Nyata yang Bikin Merinding

5 Kesalahan Minum Air yang Diam-diam Merusak Kesehatan, No. 3 Sering Dilakukan!

28 Juni 2025 - 00:01 WIB

Selama ini, banyak orang mengira minum air putih adalah aktivitas sederhana yang tidak memerlukan aturan khusus

Kemenkes dan Royal Philips Jalin Kerja Sama Strategis Perkuat Transformasi Kesehatan Digital Indonesia

20 Juni 2025 - 00:03 WIB

Kemenkes dan Royal Philips Jalin Kerja Sama Strategis Perkuat Transformasi Kesehatan Digital Indonesia

Kader TBC Jadi Ujung Tombak Penanggulangan, Kota Tangerang Jadi Contoh Nasional

20 Juni 2025 - 00:02 WIB

Kader TBC Jadi Ujung Tombak Penanggulangan Kota Tangerang Jadi Contoh Nasional

Menkes Budi Gunadi Sadikin Dukung Kebijakan Co-Payment 10% pada Klaim Asuransi Kesehatan

16 Juni 2025 - 00:02 WIB

Menkes Budi Gunadi Sadikin Dukung Kebijakan Co Payment 10 pada Klaim Asuransi Kesehatan
Trending di Gaya Hidup Sehat