Matras News, Bekasi – Setiap tahun, pada tanggal 29 Juni, kita merayakan Hari Keluarga Nasional (HAN) sebagai bentuk penghormatan terhadap pentingnya keluarga dalam pembangunan bangsa. Tahun ini, tema perayaan kita adalah “Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas”.
Tema ini sangat relevan dan mengajak kita untuk berintrospeksi dan memperbaiki diri, terutama dalam aspek pola asuh dan interaksi antar anggota keluarga.
Terkait hal tersebut, Dr. Hadyan Rahmat pun memberikan pendapatnya. Menurut dia, keluarga adalah pondasi utama masyarakat. Dalam keluarga, kita belajar tentang cinta, kasih sayang dan bagaimana cara berinteraksi satu sama lain.
“Keluarga yang harmonis akan mampu melahirkan generasi yang berkualitas, yang pada gilirannya akan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Dengan demikian, memahami dan meresapi arti dari tema ini menjadi sangat krusial,” tegasnya pada Senin 5 Juli 2024.
Autokritik: Langkah Awal Menuju Keluarga Berkualitas
Salah satu kunci untuk membangun keluarga yang berkualitas adalah adanya kesadaran akan pentingnya autokritik pada orang tua. Autokritik bukanlah hal yang mudah, terkadang kita merasa menjadi orang tua yang sempurna, tetapi jaket keakuan kita perlu dilepas.
“Orang tua perlu memiliki keberanian untuk mengakui bahwa pola asuh yang mungkin mereka terapkan saat ini tidak selalu relevan dan sesuai dengan kebutuhan zaman,” terangnya.
Lanjut dokter Hadyan, seiring perkembangan zaman, pola asuh dan cara komunikasi di dalam keluarga juga perlu disesuaikan. Tidak jarang, orang tua terjebak dalam pemikiran bahwa cara mereka dibesarkan adalah yang terbaik.
Namun, kenyataannya, setiap generasi memiliki tantangan dan kebutuhannya masing-masing. Dengan jujur mengamati pola asuh yang diterapkan di dalam keluarga, orang tua dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
Langkah ini tidak hanya akan mendatangkan manfaat bagi anak, tetapi juga bagi seluruh anggota keluarga.
“Sebagaimana dikatakan oleh seorang pakar pendidikan, pola asuh yang baik adalah investasi terbaik untuk masa depan anak dan bangsa,” katanya meneruskan.
Pentingnya Komunikasi dan Interaksi dalam Keluarga
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang mampu menjalankan komunikasi dengan baik. Ini bukan hanya sebatas berbicara, tetapi juga mendengarkan dengan sepenuh hati. Komunikasi yang efektif akan menghasilkan interaksi yang positif di dalam rumah.
Ketika orang tua berani membuka ruang bagi anak untuk berbicara dan menyampaikan pendapatnya, anak akan merasa dihargai dan diakui.
Ini akan menciptakan lingkungan yang nyaman, dimana setiap anggota keluarga dapat merasa aman untuk berbagi pikiran dan perasaan.
“Sebaliknya, jika orang tua bersikap otoriter dan tidak memberikan ruang bagi anak untuk berekspresi, hal ini bisa mengakibatkan anak merasa tertekan dan tidak nyaman.
Terlebih lagi, dalam konteks pola asuh yang lebih modern, penting untuk menunjukkan bahwa sikap cinta dan kasih sayang tidak hanya ditunjukkan melalui tindakan, tetapi juga melalui dialog dan keterbukaan,” paparnya.
Menyesuaikan Pola Asuh dengan Kesesuaian Zaman
Pola asuh yang baik adalah pola asuh yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan digitalisasi, orang tua harus berani belajar dan beradaptasi.
Misalnya, dengan kemunculan teknologi informasi yang pesat, orang tua perlu memahami bagaimana cara mengawasi dan mendidik anak dalam menggunakan perangkat digital dengan bijak.
“Ini semua adalah bagian dari menyesuaikan pola asuh yang dapat memberikan dampak positif terhadap tumbuh kembang anak,” singkat dokter Hadyan.
Adanya perubahan sosial dan budaya juga mempengaruhi kebutuhan anak. Dengan belajar tentang kesesuaian zaman, orang tua dapat mengembangkan cara pengasuhan yang lebih baik.
“Ketika orang tua menginvestasikan waktu untuk belajar dan memahami karakter serta kebutuhan anak, itu akan menciptakan hubungan yang lebih kuat dan menjalin kasih sayang yang mendalam di dalam satu keluarga,” bebernya tersenyum.
Tumbuh Kembang Anak sebagai Investasi untuk Masa Depan
Pola asuh yang baik tidak hanya mempengaruhi perkembangan anak saat ini, tetapi juga membentuk karakter mereka di masa depan.
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang penuh kasih sayang dan dukungan akan tumbuh menjadi individu yang lebih siap menghadapi tantangan hidup di kemudian hari. Dalam konteks ini, peran orang tua, baik ayah maupun ibu, sangat krusial.
Ketika orang tua berani melakukan autokritik dan berupaya untuk menerapkan pola asuh yang lebih baik, mereka tidak hanya memberikan manfaat bagi anak-anak mereka, tetapi juga berkontribusi dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Setiap anak yang tumbuh menjadi individu yang baik, cerdas, dan bertanggung jawab adalah aset berharga bagi bangsa.
Sebuah Harapan untuk Keluarga Indonesia
Melalui peringatan Hari Keluarga Nasional (HAN) tahun 2024 ini, mari kita semua, terutama orang tua di seluruh Indonesia, merangkul kekuatan autokritik.
Mari kita berani meminta masukan dari anak-anak kita dan mendengarkan apa yang mereka rasakan.
Mari kita belajar bersama untuk menciptakan pola asuh yang lebih berkualitas, lebih sesuai dengan perkembangan zaman, dan lebih penuh cinta dan kasih sayang.
Dengan demikian, harapan kita untuk memiliki keluarga yang berkualitas menuju Indonesia Emas bukan sekadar mimpi, tetapi menjadi sebuah kenyataan nyata.
Mari kita bergandeng tangan, berperan serta dalam mewujudkan perubahan positif dalam keluarga kita.
Kepada seluruh orang tua, Anda adalah pahlawan tanpa tanda jasa; peran Anda sangat berharga. Selamat Hari Keluarga Nasional, semoga kasih sayang dalam keluarga semakin mendalam dan menciptakan generasi yang akan membawa Indonesia menuju kejayaan.
“Orang tua yang baik adalah investasi terbaik untuk masa depan bangsa,” ujarnya mengatakan.
Mari kita rayakan Hari Keluarga Nasional ini dengan komitmen untuk berbuat yang terbaik bagi keluarga dan bangsa kita.
