Matras News – Kisah inspiratif datang dari Fakhri Irfan Zakiy, seorang siswa penyandang disabilitas tunarungu yang berhasil menembus salah satu kampus ternama di Indonesia, Universitas Brawijaya (UB).

Melalui jalur Seleksi Mandiri UB (SUMB), pemuda asal Serpong ini membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi langkahnya untuk meraih pendidikan tinggi.
Fakhri, lulusan SMA Global Islamic School (GIS) Serpong sekolah inklusif yang mendorong integrasi antara siswa disabilitas dan non-disabilitas telah menunjukkan ketangguhan akademik sejak dini.
Meski hidup tanpa pendengaran, semangat belajarnya tak pernah surut. Ia berhasil bersaing dengan ribuan pelajar lainnya dan lolos ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UB, salah satu fakultas favorit di kampus tersebut.
Dalam pernyataan yang dibagikan melalui kakaknya, Fakhri ingin kisahnya menjadi motivasi bagi penyandang disabilitas lainnya. “Saya ingin adik-adik disabilitas tahu bahwa kita punya hak yang sama untuk belajar dan meraih mimpi. Jangan biarkan keterbatasan menghentikan langkah kita,” tulis sang kakak di media sosial.
Prestasi Fakhri bukanlah hasil instan. Ia mengandalkan metode belajar visual, seperti membaca buku, menonton video dengan teks, dan dibantu oleh guru pendamping khusus (GPK) di sekolahnya.
Dukungan lingkungan inklusif di SMA GIS Serpong juga menjadi kunci keberhasilannya, memungkinkannya berinteraksi dan bersaing secara sehat dengan teman-teman non-disabilitas.
Kisah Fakhri menjadi pengingat bahwa kesuksesan tidak mengenal batas. Dengan tekad kuat, sistem pendukung yang baik, dan lingkungan inklusif, penyandang disabilitas bisa meraih prestasi gemilang.
“Fakhri adalah bukti bahwa disabilitas bukanlah halangan, melainkan tantangan yang bisa diatasi,” kata salah seorang gurunya.
Kini, Fakhri bersiap memulai babak baru sebagai mahasiswa UB, membawa harapan baru bagi komunitas disabilitas di Indonesia.