Matras News, Jember – Jember mencatat kenaikan luar biasa dalam sektor pariwisata selama libur Lebaran 2025. Tegoeh Soeprajitno, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jember, mengungkapkan okupansi hotel dan restoran di wilayahnya mencapai 80%, melampaui proyeksi awal sebesar 65%. Destinasi unggulan seperti Pantai Papuma pun kebanjiran pengunjung.
Hal demikian didominasi dengan tingginya masyarakat dari berbagai daerah yang datang saat silahturahmi lebaran ke kampung halaman (mudik).
Dengan kenaikan tersebut, kedepan menjadi kecemasan bagi teman-teman hotel,” kata Tegoeh. Apakah kedepan kenaikan ini terus bertahan di tengah himpitan efisiensi kegiatan pemerintah.
Baca Juga : Bukber Iftar Ramadan 2025 “East meets West” di Java Lotus Hotel Jember
“Kami telah mengkonfirmasi dengan teman-teman di beberapa hotel besar di jember, Saat ini belum ada reservasi untuk kegiatan seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini membuat kami sedikit was-was,
Ini bukan efisiensi sebenarnya,“ kalau efisinsi sebenarnya pengurangan, ini malah tidak ada sama sekali, terang Tegoeh.
Tegoeh juga memaparkan bahwa ada sekitar 55 hotel dan restoran yang tergabung dengan PHRI, baik non bintang sampai bintang 4, jelasnya.
Mengenai meningkatnya okupasi destinasi wisata yang paling ramai di kunjungi menurut Dinas Pariwisata, yakni Pantai Papuma, dan juga beberapa pusat perbenlanjaan (Mall) di Jember yang biasanya tidak terlalu ramai, saat libur lebaran tahun ini sangat ramai, terang Tegoeh.
Tegoeh juga memaparkan, jember bukan tempat tujuan wisata, kedepan agar menjadikan Jember menjadi tujuan wisata kedepan kita harus kolaborasi mempromosikan Wisata Jember.
“Kolaborasi Pemerintah Daerah serta pelaku usaha dan inovasi berkelanjutan mampu mengubah destinasi biasa menjadi primadona pariwisata,” ungkapnya.
Baca Juga : Bandar Udara Notohadinegoro Jember Segera Dioperasikan Kembali
Seperti diketahui, selama ini Jember menjadi kota ketiga di Jawa Timur, setelah Surabaya dan Malang. Jember merupakan tapal kuda terbesar di wilayah jawa Timur antara, Banyuwangi, Probolinggo, Lumajang, Situbondo, Pasuruan, Bondowoso.
“Sebagai pendorong dan meningkatkan kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara yang akan berkunjung ke Jember, sebaikanya Bandar Udara Notohadinegoro Jember sudah ada sejak 22 tahun silam di operasikan kembali, dengan menghadirkan pesawat jenis Bond Flights.
Saat ini Bandara Notohadinegoro hanya dapat di gunakan dengan pesawat ATR, karena landasan pacu pesawat 1,6 kilometer,” tutup Tegoeh