Matras News, Bekasi – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bekasi melakukan audiensi dengan Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto pada, Selasa 27 Mei 2025, menyusul tren penurunan okupansi sektor akomodasi dan kuliner di wilayah tersebut.
Data PHRI mencatat, tingkat hunian hotel dan restoran di Kota Bekasi hingga kuartal pertama 2025 hanya mencapai 40%, jauh di bawah target industri sebesar 65%.
Anjloknya okupansi selama periode Lebaran 2025 menjadi alarm serius bagi pelaku usaha. PHRI menekankan perlunya kolaborasi erat antara pemangku kepentingan untuk mengubah Kota Bekasi dari sekadar kota transit menjadi destinasi wisata yang kompetitif.
Ketua PHRI Kota Bekasi, Yogi Kurniawan, yang diwakili Sekretaris, Wahyudi Yuka menyatakan, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto merespon baik aspirasi yang disampaikan.
“Alhamdulillah, Pak Wali Kota terbuka dengan masukan kami dan telah mendengarkan keluh kesah pelaku usaha, termasuk dampak kebijakan Gubernur Jawa Barat terhadap sektor pariwisata lokal. Serta soal keringanan kebijakan dan tantangan industri saat ini. Namun, Wali Kota juga memberikan beberapa catatan strategis untuk memperbaiki kondisi,” ujar Yuka.
Audensi ini merupakan tindak lanjut dari Kopi Darat (Kopdar) pertama PHRI dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bekasi serta pelaku usaha pada, 26 Februari 2025. Forum tersebut membahas langkah-langkah konkret untuk memulihkan daya tarik wisata Bekasi.
Yuka menegaskan, masa depan pariwisata Kota Bekasi sangat bergantung pada sinergi antara PHRI dan Pemerintah Kota. “Jika kolaborasi ini berjalan baik, kami yakin Kota Bekasi bisa menjadi destinasi yang lebih menarik, bukan hanya tempat singgah,” paparnya.
“Dengan langkah-langkah tersebut, PHRI optimis okupansi bisa merangkak naik di kuartal berikutnya. Namun, semua pihak diminta bergerak cepat sebelum tren negatif semakin dalam, tutup Yuka.