Matras News, Bekasi – Muhammad Kamil Syaikhu Bacaleg DPRD Kota Bekasi Dapil 10 Bekasi Utara dan Medan Satria, dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengatakan,” memang permasalahan anak muda itu adalah keterbatasan lapangan pekerjaan, mungkin juga bukan hanya keterbatasan ruang pekerjaan.
Keterbatasan penempatan kerja di perusahaan yang saat ini di Kota Bekasi sudah tutup, bisa jadi sudah terisi oleh tenaga kerja asing. Padahal masyarakat kita banyak yang belum memiliki pekerjaan.
Terkait dengan UU Omnibus Law Cipta Kerja, memang PKS sangat menolak dengan banyak negatifnya, dengan hadirnya undang-undang tersebut akhirnya tenaga kerja kita tidak dilindungilah oleh negara,” katanya, saat menghadiri silaturahmi dengan Ibu PKK RT 003 RW 022 Kelurahan Harapan Jaya, Kota Bekasi pada Sabtu (12/8/2023).
“Jadi, jika ada anak-anak yang baru lulus SMA, SMK atau S1 belum menguasai dunia pekerjaan bisa ikut Balai Latihan Kerja (BLK) secara gratis. Dengan ikut pelatihan mungkin bisa langsung di arahkan ke Perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.
Hal tersebut menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar buat Wali Kota berikutnya untuk memfasilitasi dan menyediakan lapangan pekerjaan di wilayah Kota Bekasi, jangan sampai kita tinggal di Kota Bekasi, kerjanya di Cikampek, Karawang, ‘kan jauh.
Makanya harus ada resolusi dari pemerintah Kota Bekasi, terkait tenaga kerja, dan meningkatkan ekonomi warga masyarakat. Kita Juga akan menciptakan lapangan kerja baru seperti industri-industri kreatif, menciptakan produk-produk unggulan melalui UMKM,” ucap Kamil.
Terkait dengan fasilitas kesehatan, PKS terus mengkaji baik dan buruknya terutama untuk warga masyarakat dan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan juga berhadapan dengan resiko nyawa manusia juga menjadi perhatian kita agar perbaikan kesejateraan bagi tenaga kerja Kesehatan.
“Sekarang dokter lebih memilih kerja di Rumah Sakit swasta karena lebih dihargai, dan juga warga masyarkat kalau ke Rumah Sakit mending ke swasta lebih dilayani dengan baik,” ujar Kamil.
Kamil Syaikhu menambahkan,” Pendidikan dengan sistem zonasi menjadi catatan penting bagi saya karena, kalau anak didiknya saja masuk dengan menyogok, pastinya tidak akan benar untuk masa depannya dan kurang berkah.
Baca Juga : Gaffar Rizani Siap Wujudkan Depok Kota Cerdas dan Sejahtera
“Bisa jadi anak-anak kita malah menjadi negative dikemudian hari, Saya berharap aturannya kita perbaiki lagi biar semuanya sama-sama enak jangan ada yang terzolimi, ’kan sekarang yang jauh itu terzolimi karena sistem zonasi.” Kata Kamil. (her)