Matras News – Kongres XXXIX Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang dibuka di Plenary Convention Hall Samarinda, Kalimantan Timur pada, Sabtu 17 Mei 2025, menjadi panggung diskusi serius mengenai arah pembangunan nasional. Dua isu utama yang mengemuka dalam pembukaan kongres ini adalah hilirisasi sumber daya alam (SDA) dan peran strategis pemuda.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Dito Ariotedjo menyampaikan bahwa organisasi kemahasiswaan seperti GMKI harus dilihat sebagai mitra pemerintah dalam membentuk ekosistem kepemudaan yang produktif. Menurutnya, keterlibatan pemuda dalam pembangunan tidak bisa ditunda.
“GMKI selama ini aktif dalam isu-isu kebangsaan dan sosial. Kami di Kemenpora mendukung penguatan kelembagaan organisasi pemuda, termasuk melalui renovasi sekretariat GMKI di Jakarta agar siap menghadapi tantangan regenerasi,” ujar Menpora Dito.
Menpora juga mendorong agar hasil-hasil kongres ini tidak berhenti pada dokumen internal, tetapi menghasilkan gagasan konkret yang bisa diadopsi dalam kebijakan pemerintah.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Bahlil Lahadalia menggunakan forum Kongres GMNI ini untuk menegaskan posisi strategis hilirisasi dalam agenda nasional. Dalam orasi ilmiahnya, Bahlil menyampaikan bahwa hilirisasi sumber daya alam adalah kebijakan yang terus dilanjutkan dari era Presiden Joko Widodo ke pemerintahan saat ini di bawah Presiden Prabowo Subianto.
“Banyak negara tidak setuju dengan hilirisasi karena mereka terbiasa menikmati sumber daya kita dalam bentuk mentah. Tapi sekarang kita paksa mereka untuk beli dalam bentuk produk jadi atau setengah jadi. Ini bentuk keberanian,” tegas Bahlil.
Meski demikian, ia tidak menutup mata terhadap ketimpangan manfaat yang dirasakan masyarakat lokal.
“Kontribusi terhadap daerah penghasil masih belum sepenuhnya adil. Kita butuh desain baru yang memastikan hilirisasi menciptakan lebih banyak lapangan kerja lokal, tidak hanya pada sektor tambang, tetapi juga perikanan dan kelautan,” ujar Menteri ESDM.
Bahlil yang juga mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu juga mengajak kader-kader GMKI untuk ikut serta dalam proses hilirisasi nasional, tidak hanya sebagai penonton, tetapi sebagai pelaku dan inovator.
Kongres ini sendiri diikuti lebih dari 120 cabang GMKI dari seluruh Indonesia dan akan berlangsung selama sepuluh hari. Ketua Umum Pengurus Pusat GMKI, Jefri Edi Irawan Gultom, menegaskan bahwa kongres kali ini akan fokus pada isu-isu besar yang dihadapi bangsa, bukan semata soal regenerasi pengurus.
“Kita harus mulai bicara tentang kontribusi nyata organisasi dalam menyikapi isu-isu strategis nasional, mulai dari transisi energi, keadilan sosial, hingga demokrasi,” kata Jefri.
Agenda kongres mencakup pembahasan arah organisasi dua tahun ke depan, pemilihan ketua umum baru periode 2025–2027, serta penyusunan rekomendasi kebijakan. Isu-isu seperti ketimpangan pembangunan, penguatan demokrasi, serta pengarusutamaan pemuda dalam kebijakan publik disebut akan menjadi fokus utama dalam pembahasan komisi-komisi.