Matras News, Bekasi – Peringatan Hari Pancasila setiap 1 Juni berawal dari usulan Nahdlatul Ulama (NU) pada 2016. Ketua PCNU Kota Bekasi, KH. Ayi Nurdin, menegaskan bahwa usulan ini bukan hal baru. “NU sudah lama mengusulkan 1 Juni sebagai Hari Pancasila, bahkan sebelumnya KH. Maskur juga pernah mengusulkan hal serupa,” ujarnya dalam paparannya pada, Senin 2 Juni 2025 di kantor PCNU Centre Kota Bekasi.
Penetapan 1 Juni sebagai Hari Pancasila merujuk pada pidato Bung Karno pada 1945 yang memperkenalkan konsep Pancasila. Menurut KH. Ayi, bagi NU, Pancasila sudah final sebagai dasar negara. “Bagi NU, Pancasila adalah harga mati. Ini bukan sekadar seremonial, tapi penguatan keyakinan bahwa Pancasila adalah pilihan terbaik untuk Indonesia,” tegasnya.
Meski demikian, tantangan terhadap Pancasila masih ada. Beberapa kelompok masih berupaya mengganti dasar negara, baik atas nama agama maupun ideologi lain. “Ada yang terganggu dengan sila Ketuhanan, ada juga yang ingin negara sekuler. Tapi bagi kita, Pancasila sudah final,” jelasnya.
Di momentum Hari Pancasila, KH. Ayi mengajak seluruh elemen bangsa merefleksikan internalisasi nilai-nilai Pancasila, terutama di tengah tantangan modern seperti pengaruh media digital dan budaya asing.
“Anak muda sekarang terpapar banyak hal lewat gadget. Peran orang tua dan pendidikan sangat penting agar nilai Pancasila dan agama tetap menjadi pedoman,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi langkah-langkah pemerintah dalam memperkuat Pancasila, termasuk inisiatif spontan seperti program pembinaan karakter. “Yang penting niatnya baik. Meski mungkin perlu penyempurnaan, yang terpenting kita semua sepakat bahwa Pancasila adalah fondasi bangsa,” tandasnya.
Dengan Pancasila, Indonesia terbukti mampu menyatukan keragaman suku, agama, dan budaya. “Ini bukti bahwa Pancasila bukan sekadar konsep, tapi jalan hidup bangsa,” pungkas KH. Ayi.