MATRAS NEWS – Harga emas dunia terkoreksi pada perdagangan hari ini setelah mengalami kenaikan tajam kemarin. Pelemahan ini dipicu penguatan dollar AS menjelang rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis akhir pekan ini.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot turun 0,66% ke level US$ 3.359,15 per troy ons pada pukul 13.40 WIB pada, Selasa 3 Juni 2025. Penurunan ini mengikuti reli signifikan kemarin yang menjadi kenaikan harian terbesar dalam empat pekan terakhir, didorong oleh pelemahan dollar AS ke level terendah sejak 2023.
Investor kini memfokuskan perhatian pada laporan ketenagakerjaan AS bulan Mei yang akan dirilis Jumat (6/6). Data ini menjadi kunci dalam menentukan arah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed), terutama terkait potensi pemotongan suku bunga di tengah perlambatan inflasi.
“Jika data menunjukkan penurunan lapangan kerja atau upah yang lebih lemah dari perkiraan, emas bisa kembali menguat karena peluang The Fed lebih dovish,” ujar analis pasar komoditi Goldman Sachs Group Inc.
Sementara itu, ketidakpastian geopolitik dan dinamika perdagangan global tetap menjadi pendorong volatilitas harga emas. Pemerintah AS dikabarkan kembali membuka pembicaraan dagang dengan China, tetapi ancaman tarif dari Presiden Donald Trump terhadap Uni Eropa memicu kekhawatiran eskalasi perang dagang.
“Ketegangan perdagangan AS dengan mitra utamanya berpotensi memicu safe-haven demand, tetapi untuk sekarang, pasar lebih fokus pada kekuatan dollar dan imbal hasil obligasi AS,” tambah analis ING Groep NV.
Meski terkoreksi hari ini, harga emas masih mencatat kenaikan lebih dari 20% sejak awal tahun. Goldman Sachs dalam laporan terbarunya menegaskan bahwa logam mulia tetap menjadi instrumen lindung nilai yang kuat terhadap inflasi dalam portofolio jangka panjang, seiring dengan komoditas seperti minyak.
“Kami mempertahankan target harga emas di US$ 3.500 per troy ons pada akhir 2025, didukung ketidakpastian moneter global dan permintaan bank sentral,” tulis analis mereka.