Matras News – Pemerintah Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam menjamin hak kesehatan masyarakat melalui Program Cek Kesehatan Gratis (CKG).

Hingga Juni 2025, program ini telah menjangkau 8,2 juta jiwa, menandai langkah progresif menuju target 280 juta penduduk dalam lima tahun. Jika berhasil, CKG akan menjadi salah satu program pemeriksaan kesehatan terbesar di dunia.
Pada tahun pertama, pemerintah menargetkan 60 juta orang dengan anggaran Rp4,7 triliun dari APBN 2025. Prita Laura, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), menyebut angka tersebut setara dengan pembangunan infrastruktur vital di negara maju.
“Di Swedia atau Finlandia, dana sebesar ini bisa membiayai operasional transportasi publik perkotaan selama setahun penuh,” ujar Prita pada, Jumat 13 Juni 2025.
Indonesia menghadapi beban besar dari penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan gagal ginjal, yang menyumbang lebih dari 500 ribu kematian per tahun.
Melalui CKG, pemerintah berupaya mendorong deteksi dini guna mencegah kondisi kronis yang mahal dan sulit ditangani.
Awalnya, CKG dirancang sebagai “hadiah ulang tahun dari negara”, di mana setiap warga berhak mendapatkan pemeriksaan kesehatan senilai Rp1 juta secara gratis.
Namun, antusiasme masyarakat melampaui ekspektasi, mendorong Kementerian Kesehatan memperluas program ini ke komunitas, BUMN, perusahaan swasta, hingga kelompok hobi.
“Kolaborasi puluhan ribu puskesmas, dinas kesehatan, dan Kabinet Merah Putih yang solid menjadi kunci keberhasilan CKG. Semua anggota kabinet terlibat aktif mempromosikannya,” tegas Prita.
Mulai Juli 2025, pemerintah akan meluncurkan CKG Sekolah untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Dinas Kesehatan. Program ini menargetkan 50 juta siswa, dengan fokus padam, Kesehatan anak dan remaja, Gizi dan tumbuh kembang, Penglihatan dan pendengaran, Kesehatan mental
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat menjadi penyumbang partisipasi tertinggi, mencapai 60% total peserta. Keberhasilan ini tak lepas dari sinergi dengan program Speling (Dokter Spesialis Keliling) yang diluncurkan Pemda Jateng pada 4 Maret 2025.
“Speling memudahkan warga, terutama di daerah miskin, mengakses dokter spesialis langsung di balai desa tanpa harus ke puskesmas atau rumah sakit,” jelas perwakilan Dinas Kesehatan Jawa Tengah.
Program CKG tidak hanya menjadi gerakan preventif, tetapi juga investasi jangka panjang untuk mengurangi beban ekonomi akibat PTM.
Dengan capaian saat ini, Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam mewujudkan layanan kesehatan inklusif dan merata.
“CKG adalah bukti bahwa kesehatan bukan lagi privilege, melainkan hak seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Prita.