Matras News – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa para camat dan lurah se-Jawa Barat harus aktif turun ke lapangan pagi hari sebelum masuk kantor. Menurutnya, pemimpin daerah harus menjadi penggerak, bukan hanya duduk di belakang meja.

“Pagi-pagi sebelum masuk kantor, mestinya keliling dulu. Lurah-lurah itu keliling dulu. Gang, mana-mana, semua bergerak,” kata Dedi dalam unggahan video akun media sosialnya.
Dedi menyayangkan kebiasaan sebagian pejabat yang hanya berdiam di kantor, mengobrol, atau sekadar membaca berita online tanpa aksi nyata.
“Kalau semua orang masuk kantor, diam, ngobrol, baca online, nggak produktif negara ini. Bapak lurah juga sama.
Yang diperlukan itu orang yang menggerakkan,” tegasnya. “Camat Bukan Tukang Sapu, Tapi Harus Turun Tunjuk Masalah”
Dedi menekankan bahwa peran camat dan lurah bukanlah mengerjakan pekerjaan fisik seperti menyapu atau membersihkan selokan, melainkan memastikan masalah teridentifikasi dan ditindaklanjuti.
“Pak. Camat dan lurah itu kan nggak nyapu, nggak ngangkat tanah. Cuma turun pagi-pagi, tunjukin. Ini kotor, Pak. Ini sapuin. Ini kerjaannya nggak baik lho, Pak. Ini cabutin rumputnya. Cuma nunjuk,” ujarnya.
Ia menduga minimnya pengawasan lapangan terjadi karena pejabat jarang turun. “Kenapa ini terjadi? Nggak pernah turun. Turun. Fokus kita ini kebersihan aja deh sama keindahan,” imbuhnya.
Dedi menjelaskan bahwa kebersihan dan keindahan lingkungan berdampak langsung pada ekonomi. “Karena efek dari kebersihan dan keindahan itu ekonomi. Kalau bersih dan indah, maka wisata jalan. Kalau wisata jalan, hotel penuh. Rumah makan, penuh. Kocotin uang penghasil. Hasil-hasil banyak duit,” paparnya.
Ia juga mengingatkan kepada camat, tidak boleh paraf atau tanda tangan tunjangan kinerja apabila stafnya setiap kali nggak kerja,” tegasnya.