Matras News – PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) mencatat lonjakan gangguan operasional kereta cepat Whoosh akibat layang-layang yang tersangkut di jaringan listrik jalur kereta.

Sejak April hingga Juni 2025, terjadi 50 kali gangguan, dengan peningkatan signifikan selama liburan sekolah.
Gangguan terbaru terjadi pada, Senin 23 Juni 2025, menyebabkan keterlambatan hingga 50 menit. Eva Chairunisa, Corporate Secretary KCIC, menyatakan bahwa sebelumnya hanya terjadi 7-8 insiden per bulan, namun sejak April angkanya melonjak di atas 20 kejadian per bulan.
“Bermain layang-layang dalam radius 500 meter dari jalur rel sangat dilarang karena berisiko korsleting, pemadaman listrik, hingga ancaman keselamatan kereta yang melaju 350 km/jam,” tegas Eva.
Wilayah terdampak terbanyak meliputi Bandung Barat, Cimahi, dan Bandung, khususnya di sektor Padalarang-Tegalluar Summarecon, di mana permukiman dekat rel dan aktivitas anak meningkat saat liburan.
Sosialisasi intensif lebih dari 20 kali edukasi ke sekolah dan warga sekitar sejak April. Patroli 24 Jam: 530 personel keamanan berjaga di sepanjang jalur, didukung TNI, Polri, dan pemerintah setempat. Pemantauan CCTV: 1.773 kamera dipasang untuk deteksi dini benda asing, termasuk layang-layang.
KCIC meminta orang tua dan guru mengawasi anak agar tidak bermain layang-layang dekat jalur Whoosh. “Keselamatan adalah tanggung jawab bersama,” pungkas Eva.
Gangguan ini kerap memaksa kereta melambat atau berhenti sementara, mengganggu kenyamanan dan ketepatan waktu perjalanan.