Pemerintah Perkuat Komitmen Tuntaskan Buta Aksara Melalui Strategi Kolaboratif

oleh -
Guru dan siswa di SMKN 1 Cibinong Antusias Terapkan Kurikulum Merdeka
banner 468x60

MatrasNews, Serpong – Penuntasan buta aksara tetap menjadi pekerjaan rumah penting dalam perjalanan panjang pendidikan Indonesia. Untuk mempercepat capaian tersebut, pemerintah menegaskan komitmennya melalui berbagai strategi kolaboratif yang melibatkan sekolah, lembaga pendidikan nonformal, komunitas literasi, hingga dunia usaha.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Dirjen Diksi PKPLK) Kemendikbudristek, Tatang Muttaqin, mengungkapkan kemajuan yang signifikan. “Dalam lima tahun terakhir, angka buta aksara penduduk usia 15–59 tahun turun dari 1,71 persen di 2020 menjadi 0,92 persen pada 2024,” ujarnya saat membuka Lokakarya Pendidikan Nonformal dan Informal serta Soft Launching Hari Aksara Internasional (HAI) 2025 di Serpong, Senin (8/9/2025).

Pencapaian ini, menurut Tatang, tidak lepas dari kerja sama erat antara pemerintah, satuan pendidikan, PKBM, TBM, SKB, dan para pegiat literasi. Namun, ia menegaskan bahwa tantangan buta aksara masih memerlukan intervensi yang sistematis dan terintegrasi. “Penuntasan buta aksara adalah tanggung jawab bersama. Semua pihak harus bergerak mengajak masyarakat melek baca dan sadar pentingnya literasi,” tegasnya.

Menyambut hal tersebut, Direktur Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI), Baharudin, menyampaikan sejumlah program intervensi tahun 2025. Di antaranya adalah Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Keaksaraan, BOP Pemberdayaan Remaja dan Perempuan Dewasa, dukungan bagi relawan literasi, serta Revitalisasi SPNF dan Digitalisasi Pembelajaran.

“Bantuan ini tidak hanya untuk memperkuat literasi dasar, tetapi juga membekali warga belajar dengan keterampilan hidup praktis. Kami juga mendorong peran mitra, relawan, komunitas literasi, dan dunia usaha agar jangkauan program semakin luas,” jelas Baharudin.

Menyambut Hari Aksara Internasional 2025 dengan tema Kesalehan Literasi Digital, Membangun Peradaban, PNFI menyiapkan rangkaian kegiatan seperti webinar dan gebyar PNFI. Tema ini menegaskan bahwa literasi era kini mencakup keterampilan memanfaatkan teknologi digital untuk menghadapi tantangan baru.

Upaya kolaboratif ini meneguhkan literasi sebagai fondasi pembangunan manusia Indonesia. Dengan capaian yang terus membaik, pemerintah menargetkan Indonesia segera bebas dari buta aksara sekaligus melahirkan masyarakat yang cakap teknologi, kritis, dan produktif.

No More Posts Available.

No more pages to load.