Matras News, Bekasi – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bekasi mengakui keterbatasan anggaran untuk perawatan lokasi besejarah. Dari 71 objek diduga cagar budaya, hanya 4 situs yang mendapat alokasi dana perawatan pada 2025.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Disparbud Kota Bekasi, Ki Maja menjelaskan bahwa anggaran disesuaikan dengan usulan yang diajukan.
“Tahun ini, anggaran hanya mencakup empat lokasi. Jumlahnya memang tidak terlalu besar,” ujarnya kepada MatrasNews.com pada, kamis 1 Mei 2025.
71 Situs potensial, hanya 4 yang teranggarkan. Berdasarkan kajian tim ahli termasuk arkeolog, antropolog, dan sosiolog, Bekasi memiliki 71 objek diduga cagar budaya. Namun, hanya empat yang mendapat perhatian tahun ini:
- Tugu Resolusi (Alun-Alun Hasibuan)
- Tugu Perjuangan Rakyat Bekasi (Tugu Chairil Anwar) (Hutan Kota Patriot)
- Tugu K.H. Noer Alie (dekat Metropolitan Mall, kini tertutup videotron)
- Makam Keramat Pangeran Mangkubumi (Harapan Indah)
“Keempatnya diprioritaskan berdasarkan laporan masyarakat yang menganggap situs-situs itu butuh perbaikan,” jelas Ki Maja.
Ki Maja mengungkapkan sejumlah kendala yaitu, anggaran terbatas karena adanya efisiensi, sehingga tidak semua situs bisa dirawat.
Beberapa lokasi terbengkalai atau terhalang pembangunan modern (seperti Tugu K.H. Noer Alie yang “tertutup” videotron). Serta kurangnya partisipasi masyarakat dalam melaporkan kerusakan, katanya.
“Kami berharap tahun depan bisa menambah anggaran untuk situs lain. Tapi, perlu dukungan semua pihak, termasuk kesadaran warga untuk ikut menjaga.
Disparbud berharap masyarakat dan komunitas pecinta sejarah untuk bersama-sama merawat cagar budaya, pungkas Ki Maja.
