MatrasNews, Jakarta – Yayasan Riset dan Pelatihan Respirasi Indonesia (RPRI) secara resmi meluncurkan platform pembelajaran digital Upskill TB. Platform ini dirancang untuk membantu pemerintah meningkatkan cakupan penemuan dan pengobatan tuberkulosis resisten obat (TBRO).
Direktur RPRI, Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, MSc, SpP(K), dalam pemaparannya menyoroti kompleksitas pengobatan TBRO konvensional yang bisa mencapai 18 bulan dengan konsumsi hingga 20 tablet per hari. Ia kemudian memperkenalkan regimen pengobatan baru yang lebih efektif.
“Dengan regimen baru yang disebut dipalem, pengobatan cukup 6 bulan dengan 4-5 tablet per hari. Efek sampingnya juga lebih bisa dikelola. Kami berharap, dengan durasi yang lebih pendek dan obat yang lebih sedikit, angka kesembuhan pasien TBRO akan meningkat,” ujar Prof. Erlina.
Ia menekankan bahwa pengobatan hingga tuntas sangat krusial. Jika terhenti, pasien tidak hanya gagal sembuh tetapi juga berpotensi menularkan kuman TB yang sudah resistan kepada orang di sekitarnya.
Untuk mendukung hal ini, Upskill TB hadir sebagai solusi. Platform digital ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dokter, perawat, apoteker, dan tenaga veteriner dalam mendiagnosis dan mengobati TBRO.
“Platform daring dan masif ini bisa diakses gratis, kapan saja. Tujuannya agar tenaga kesehatan di seluruh Indonesia, termasuk di daerah terpencil, bisa meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan diri mereka dalam menangani pasien,” jelas Prof. Erlina.
Dengan pelatihan yang mudah diakses, diharapkan lebih dari 80% tenaga kesehatan menjadi lebih percaya diri memulai pengobatan dan memberikan edukasi yang tepat kepada masyarakat.
Edukasi yang masif juga diharapkan dapat mengurangi stigma sosial yang sering membuat pasien takut untuk berobat.
“Seperti pada masa pandemi COVID-19, pemahaman yang baik akan mengurangi ketakutan. TB adalah penyakit yang bisa disembuhkan dan dicegah. Dengan pengetahuan yang memadai, diharapkan masyarakat tidak lagi mengucilkan pasien,” pungkasnya.
Peluncuran Upskill TB merupakan langkah strategis dalam percepatan eliminasi TB di Indonesia, memanfaatkan teknologi digital untuk menjangkau lebih banyak tenaga kesehatan dan masyarakat.









