MatrasNews, Jakarta – Deputi Direksi Bidang Manajemen Klaim dan Utilisasi BPJS Kesehatan, Mulyo Wibowo, menegaskan bahwa penerapan sistem pembayaran Indonesia Diagnosis Related Group (iDRG) memiliki tujuan strategis yang lebih luas daripada sekadar penetapan tarif. Sistem ini dinilai krusial untuk membangun fondasi data kesehatan nasional yang kuat.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam kegiatan sosialisasi bersama Kementerian Kesehatan yang digelar secara daring pada Rabu (27 Agustus 2025), yang dihadiri oleh perwakilan dinas kesehatan dan rumah sakit provider JKN.
“iDRG bukan hanya soal bagaimana tarif ditetapkan, tetapi juga penting untuk kebutuhan statistik, pengelompokan penyakit, dan perencanaan layanan kesehatan di Indonesia. Dengan sistem ini, negara akan memiliki data yang lebih kuat untuk mendukung kebijakan kesehatan ke depan,” jelas Mulyo.
Dia memaparkan bahwa sistem lama berbasis INA-CBGs memiliki keterbatasan dalam menggambarkan kompleksitas kasus dan penggunaan sumber daya. iDRG hadir sebagai mekanisme yang lebih adil, efisien, dan akuntabel bagi peserta maupun fasilitas kesehatan.
BPJS Kesehatan juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh rumah sakit mitra. Mulyo menekankan pentingnya komunikasi yang terus dibangun untuk kelancaran implementasi sistem baru ini agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat.
Menuju Implementasi Nasional Oktober 2025
Sebelum diterapkan secara nasional pada 1 Oktober 2025, uji coba iDRG telah dilakukan di lima kota, yaitu Medan, Semarang, Balikpapan, Denpasar, dan Makassar. Uji coba ini bertujuan untuk mendapatkan masukan guna optimalisasi sistem.
“Masukan dari lapangan sangat penting. Dengan kolaborasi semua pihak, kita bisa memastikan iDRG tidak hanya mempermudah proses klaim, tetapi juga meningkatkan kualitas layanan peserta JKN,” tegas Mulyo.