MatrasNews, Sidoarjo – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menekankan peran vital organisasi masyarakat (Ormas) dan komunitas dalam menggerakkan kesadaran publik akan bahaya Tuberkulosis (TBC). Menurutnya, persoalan TBC lebih parah dibandingkan pandemi COVID-19 karena jumlah kasus dan dampaknya yang jauh lebih besar.
Pernyataan ini disampaikan Pratikno saat berdialog dengan para pegiat pengentasan TBC di RS Muhammadiyah Siti Khodijah Cabang Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Kamis (2/10/2025).
“Pengarusutamaan TBC itu penting. Melalui kampanye, sosialisasi, dan edukasi, masyarakat harus sadar bahwa ini masalah serius yang harus diselesaikan bersama-sama,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima pada Minggu (5/10/2025).
Pratikno menjelaskan, pemerintah mengarusutamakan penanganan TBC melalui kampanye literasi kesehatan, perluasan skrining, dan memastikan pengobatan hingga tuntas. Program Temukan, Obati, Sampai Sembuh (TOSS TBC) disebutnya hanya akan berhasil jika dijalankan secara gotong royong dengan melibatkan Ormas, lembaga keagamaan, rumah sakit, dan komunitas.
“Harapannya, pengetahuan tentang TBC bisa tersampaikan hingga ke akar rumput sehingga tumbuh solidaritas. Yang tak kalah penting, jangan sampai ada stigma negatif kepada penderita,” tegasnya.
Pertemuan tersebut dihadiri sejumlah jaringan peduli TBC, seperti Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa), Gerakan Eliminasi TBC (Gesit) Surabaya, Wanita LDII Surabaya, ‘Aisyiyah Jawa Timur, serta komunitas penyintas TBC. Kolaborasi ini diharapkan mempercepat eliminasi TBC di Jawa Timur.