MatrasNews, Jakarta – Gelaran TTC Travel Mart International ke-42 di Hotel Redtop, Pecenongan, Jakarta, hari ini, diwarnai oleh dominasi biro perjalanan asal China. Sementara itu, peserta baru dari Eropa, khususnya Belanda, tampak aktif menjaring simpati para buyer guna memperluas pasar.
Project Manager TTC Travel Mart International, Kidung Pascalis, menyatakan event ini digelar dua kali setahun di kota berbeda. “Tahun ini, kami sudah gelar di Jakarta dan Surabaya pada Februari, lalu dilanjutkan Oktober ini di Jakarta dan Medan,” ujarnya.
Meski jumlah peserta tak jauh berbeda dengan 2024, terjadi penurunan kecil partisipasi seller dalam negeri. “Ini akibat kebijakan efisiensi anggaran dan pembatasan perjalanan dinas. Beberapa kota langganan absen tahun ini,” jelas Kidung. Secara total, event ini diikuti 118 seller dengan 107 meja dan 800 buyer.
Dominasi pemain tradisional Asia, terutama China, sangat terasa, disusul Vietnam, Jepang, dan Korea. “Sejumlah provinsi dari China datang langsung untuk menggarap pasar Indonesia,” tambah Kidung.
Di kancah Eropa, selain seller lama, banyak bermunculan pendatang baru dari biro perjalanan skala menengah dan kecil. Jumlah seller baru meningkat dari 4 pada Februari lalu menjadi 8 pada Oktober ini.
Perubahan jadwal event dari September ke Oktober untuk menyesuaikan dengan ITB Asia di Singapura terbukti efektif. “Banyak peserta ITB Asia yang singgah dulu di TTC sebelum ke Singapura. Strategi ini berhasil tingkatkan partisipasi internasional,” papar Kidung.
Belanda Manfaatkan Kedekatan Budaya
Salah satu pendatang baru yang agresif adalah Wens Europe asal Belanda. General Manager-nya, Iwan Kips, menegaskan keikutsertaannya adalah langkah strategis untuk ekspansi di Asia Tenggara.
“Indonesia adalah pasar potensial. Sejak pagi kami telah bertemu lebih dari 100 agen perjalanan yang tertarik bekerja sama,” ujar Iwan. Perusahaannya memanfaatkan kedekatan historis dan budaya dengan Indonesia untuk membangun kepercayaan, seperti menyediakan layanan makanan halal dan menu Indonesia.
Di sisi lain, Cecilia Liswardi dari Indoreisen Europe mengakui terjadi penurunan volume wisatawan Indonesia ke Eropa sekitar 50% akibat efisiensi anggaran dan lemahnya daya beli. Meski demikian, minat tetap tinggi dengan tren perjalanan keluarga atau grup kecil yang lebih spesifik.
“Kami optimistis pasar akan kembali pulih,” tuturnya.
Setelah Jakarta, TTC Travel Mart 2025 akan berlanjut di Aryaduta Hotel, Medan, pada 8 Oktober 2025, dengan 71 seller dan 150 buyer terdaftar. Medan dipilih sebagai pusat pertumbuhan pariwisata dan bisnis potensial di kawasan barat Indonesia.