Matras News, Jakarta – Lembaga Pengelola Pendidikan (LPDP) menyiapkan beasiswa untuk 282.334 orang yang bekerjasama dengan Kemendikbud Ristek di tahun 2023.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto saat rapat dengar pendapat bersama anggota Komisi XI DPR RI pada, Rabu (1/2/2023).
Menurut Andin Hadiyanto, tahun ini Kemendikbud Ristek bakal membiayai sebanyak 282.334 orang penerima beasiswa.
Terdiri dari degree sebanyak 1.054 orang dan non degree mencapai 281.280 orang.
Andin memaparkan, ini juga termasuk beasiswa program profesi guru atau non degree dengan kuota penerimaan mencapai 140 ribu orang.
“Jadi ini peningkatan untuk kualitas guru,” sebut Andin memaparkan Program kerja LPDP 2023.
Dalam pertemuan tersebut, Adin turut menyebutkan rincian program degree. Di antaranya S1 dan luar negeri masing-masing 50 orang.
Kemudian S2 dalam negeri 250 orang, S2 luar negeri 50 orang, S3 dalam negeri 614 orang dan S3 luar negeri 40 orang.
Lalu program Magang Bersertifikat dan Studi Independen (MSIB) dengan target penerima 73 ribu orang.
Program tersebut bertujuan mendorong mahasiswa magang di dunia usaha atau di tempat lain
Selanjutnya program Kampus Mengajar dengan target 18 ribu orang. Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dengan target 15 ribu orang dan Wirausaha Merdeka (mandiri) yang menargetkan 12 ribu orang.
“Masih ada sekitar 26 program lainnya. Mulai dari pabrik wirausaha Merdeka, yang bagus,” urainya.
Sementara untuk jumlah penerima beasiswa LPDP pada tahun ini ditargetkan sebanyak 7 ribu. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu sebanyak 5.600 penerima.
Dalam program umum, pemerintah menyediakan beasiswa reguler, beasiswa perguruan tinggi utama dunia, dan beasiswa parsial.
Kemudian program targeted yang mencakup beasiswa untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, dan Polri.
Lalu beasiswa kewirausahaan, beasiswa pendidikan kader ulama, dan beasiswa dokter spesialis serta sub spesialis.
“Ini juga merupakan upaya kita dalam meningkatkan jumlah dokter dan dokter spesisialis di Indonesia,” tegasnya. (hr)