MatrasNews, Jakarta – Muhammadiyah, organisasi Islam yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada 1912, terus menunjukkan eksistensinya dalam kancah bangsa.
Di usianya yang ke-112, organisasi non-partisan ini tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkontribusi melalui berbagai kader yang menduduki posisi strategis di pemerintahan, BUMN, swasta, dan dunia profesi.
Guna mendorong peran generasi mudanya, Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta menyelenggarakan Diskusi Publik bertajuk “Persiapan Kader untuk Terjun ke Dunia Politik Praktis” di Jakarta, Senin (13/10/2025).
Dalam paparannya, Komisioner KPU DKI Jakarta, Dody Wijaya, menegaskan bahwa Muhammadiyah telah memiliki blue print perjuangan sejak awal. “Kader muda Muhammadiyah harus mampu mengambil langkah strategis untuk berpolitik, termasuk dalam hal pencalonan legislatif,” ujarnya.
Dody menambahkan, etika politik yang diajarkan Muhammadiyah bukan sekadar mencari kursi kekuasaan, melainkan bagian dari dakwah amar ma’ruf nahi munkar. “Generasi Muda Muhammadiyah perlu menjadi penggerak politik yang berkeadaban, tidak takut politik, tetapi juga tidak tergoda pragmatisme. Amanah publik harus dijadikan sebagai ibadah sosial,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua LHKP PWM DKI Jakarta, Ristan Alfino, menyatakan komitmen untuk bersinergi dengan berbagai pihak. “Kedepan, kami akan mengadakan kajian strategis untuk mengevaluasi sistem pemilu legislatif dan mencari format baru, khususnya di DKI Jakarta,” tuturnya.
Diskusi yang dihadiri oleh perwakilan Mahasiswa Muhammadiyah, praktisi pendidikan, dan aktivis Partai Amanat Nasional (PAN) ini ditutup oleh Ari Aprian Harahap. Gerakan ini diharapkan dapat menjadi investasi sosial untuk membangkitkan peran strategis kaum muda Muhammadiyah di tengah tantangan bangsa.









