MatrasNews, Jakarta – Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda, Universitas Paramadina menyoroti pentingnya mentransformasi ikrar menjadi kerja nyata bagi bangsa.
Refleksi ini berakar pada pemikiran pendirinya, almarhum Prof. Dr. Nurcholish Madjid (Cak Nur), yang menekankan Sumpah Pemuda sebagai panggilan untuk berkarya.
Chairman The Lead Institute Universitas Paramadina, Dr. Suratno, menegaskan bahwa menurut Cak Nur, Sumpah Pemuda adalah penegasan kembali komitmen kebangsaan atau ‘aqdun dan iqrorun.
“Tetapi tentu saja, dan kemudian lebih penting lagi adalah follow-up dari akad dan ikrar itu; yakni kerja-kerja nyata kita untuk bangsa tercinta,” ujar Suratno dalam siaran pers, Rabu (26/10).
Ia mendorong generasi muda bahu-membahu membangun bangsa dan keluar dari berbagai keterpurukan. Menurutnya, kerja dan karya adalah elemen penting untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang makmur dan cerdas.
Sementara itu, Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, menyoroti semangat nasionalisme ala Cak Nur sebagai perekat bangsa. Ia menyatakan Indonesia telah sukses membangun kebersamaan dalam keanekaragaman.
Namun, Didik mengingatkan bahwa tantangan demokrasi yang dikhawatirkan Cak Nur masih relevan. “Jiwa kerdil yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya masih dominan di bangsa ini,” tuturnya.
Lebih jauh, pemikiran Cak Nur menempatkan pemuda bukan sekadar kelompok usia, melainkan subjek sejarah. Pemuda sejati adalah mereka yang memiliki idealisme, keberanian berpikir merdeka, dan kemauan memperbaiki keadaan.
Prof. Didik menegaskan, Paramadina akan terus berupaya menumbuhkan generasi muda yang beriman, berilmu, dan berintegritas, mewarisi nilai-nilai pendirinya. “Kemajuan bangsa sangat bergantung pada generasi muda yang mampu memadukan iman, ilmu, dan kerja keras,” pungkasnya.
Cek Berita lain di Google News





											






