MATRASNEWS, JAKARTA – Sektor ekonomi kreatif (ekraf) kini menjelma menjadi pilar utama perekonomian Indonesia, dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menembus angka Rp1.500 triliun dan berhasil menyerap 26,47 juta tenaga kerja.
Capaian yang didominasi pekerja muda ini dilaporkan langsung oleh Menteri Ekraf/Kepala Badan Ekraf Teuku Riefky Harsya kepada Presiden Prabowo Subianto sebagai buah dari strategi pengembangan yang dimulai dari daerah.
“Hari ini kami hadir untuk melaporkan capaian satu tahun dan rencana 2026. Ekonomi kreatif terbukti tangguh menghadapi dinamika global. Pada semester pertama 2025, investasi sektor ekraf telah mencapai Rp90,1 triliun atau 66 persen dari target tahun 2025, menandakan kepercayaan tinggi investor terhadap subsektor kreatif,” kata Menteri Ekraf sebelum memaparkan capaian kinerja satu tahun dalam Rapat Terbatas (Ratas) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 5 November 2025.
Turut hadir dalam Ratas tersebut Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar serta sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih. Dalam laporannya, Menteri Ekraf memerincikan bahwa ekspor ekonomi kreatif mencapai USD 12,9 miliar atau 49 persen dari target tahunan, menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Sektor ekonomi kreatif yang kini menyerap 26,47 juta tenaga kerja juga melampaui target 2025 dan didominasi oleh pekerja muda di bawah 40 tahun.
Laju pertumbuhan PDB sektor ini mencapai 5,69 persen atau 104 persen dari target tahunan, dengan kontribusi terhadap PDB nasional melampaui Rp1.500 triliun atau sekitar 7 persen. Dari sisi investasi, Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Tiongkok menjadi lima negara dengan nilai investasi terbesar.
Sementara itu, Jakarta masih menjadi provinsi tujuan investasi utama dengan nilai mencapai Rp25,97 triliun, diikuti oleh Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah. Subsektor aplikasi, fesyen, kriya, dan kuliner tercatat sebagai bidang dengan daya tarik tertinggi bagi investor.
Menteri Ekraf juga melaporkan peningkatan ekspor subsektor fesyen (USD 7,09 miliar), kriya (USD 5,01 miliar), dan kuliner (USD 767 juta). Amerika Serikat tetap menjadi pasar utama, disusul Swiss, Jepang, dan Uni Emirat Arab yang mencatat pertumbuhan signifikan.
“Kita ingin ekspor kreatif Indonesia tidak hanya kuat di Asia, tetapi juga berpengaruh di panggung global,” tegas Menteri Ekraf.
Kementerian Ekraf menyiapkan beragam langkah strategis untuk mendukung pencapaian target RPJMN 2026 melalui penguatan investasi, ekspor, tenaga kerja, dan kontribusi terhadap PDB nasional.
Dalam bidang investasi, pemerintah berfokus pada pengembangan Ekraf Business Forum sebagai tindak lanjut hubungan internasional dengan negara sahabat seperti Prancis, UEA, Saudi, Jerman, dan Rusia. Selain itu, Indonesia akan kembali menjadi tuan rumah World Conference on Creative Economy (WCCE) 2026, konferensi ekonomi kreatif terbesar dunia yang diikuti lebih dari 50 negara.
“WCCE menjadi momentum strategis untuk mempertegas posisi Indonesia sebagai pusat ekosistem ekonomi kreatif global,” ujar Menteri Ekraf, dilansir dari siaran pers Kemen Ekraf.
Kemen Ekraf juga sedang menyiapkan skema insentif bagi subsektor film, gim, dan aplikasi untuk menarik investasi baru dan meningkatkan komersialisasi kekayaan intelektual.
Dari sisi ekspor, Kementerian Ekraf menargetkan capaian 27,85 miliar dolar AS melalui program Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (ASIK) dan Creative by Indonesia yang mempromosikan produk kreatif nasional dengan strategi branding terintegrasi di tingkat global.
Menteri Ekraf menyampaikan bahwa program seperti Creative by Indonesia akan menempatkan karya lokal sejajar dengan kampanye negara lain seperti Cool Japan atau Kitchen of the World dari Thailand.
“Penguatan jejaring nasional melalui Ekraf Hub dan penyusunan skema insentif untuk subsektor fesyen, kriya, kuliner, dan penerbitan juga menjadi bagian penting dalam strategi peningkatan ekspor ekonomi kreatif Indonesia. Kami ingin memastikan karya kreatif Indonesia punya panggung dan pengakuan di pasar dunia,” terang Menteri Ekraf.
Dalam bidang ketenagakerjaan dan pertumbuhan ekonomi, Kementerian Ekraf menargetkan terciptanya 26,06 juta pekerja kreatif melalui berbagai pelatihan digital seperti Gen Matic dan Emak Matic, serta program Kreatorium untuk inkubasi pekerja gig economy. Pemerintah juga tengah menyusun Peraturan Presiden tentang Rencana Induk Ekonomi Kreatif (Rindekraf) 2026–2045 sebagai panduan strategis jangka panjang.
Selain itu, Menteri Ekraf menyampaikan terima kasih atas izin prakarsa dari Presiden Prabowo untuk penyusunan Peraturan Presiden tentang Rencana Induk Ekonomi Kreatif 2026–2045 (Rindekraf) yang akan menjadi panduan strategis jangka panjang bagi pengembangan ekraf nasional. Sebagai penutup, Menteri Ekraf menegaskan pentingnya akselerasi digital, pelatihan talenta muda, dan perluasan pasar global.
“Dengan arah kebijakan yang jelas, kolaborasi lintas kementerian, dan dukungan daerah, kita optimistis ekonomi kreatif menjadi pilar utama menuju Indonesia Emas 2045. Kreativitas anak bangsa adalah modal terbesar kita. Dari daerah, kita bangun fondasi ekonomi kreatif yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan,” tutup Menteri Ekraf.
Cek Berita lain di Google News




