
Foto ILustrasi
Matras News – Pendaki Gunung Slamet via Bambangan Purbalingga meninggal pada Sabtu (18/22), Diduga karena korban kelelahan saat melakukan aktivitas nya. Korban bernama Hardiat Hidayatuloh (53) asal Cimahi, Jawa Barat.
Sebelumnya Basecamp Bambangan menerima laporan bahwa telah terjadi kecelakaan pendaki Gunung Slamet yang ber lokasi diatas Pos 7 ke Pos 8.
Menurut informasi yang diterima, korban berangkat mendaki, Sabtu (18/6) dini hari pukul 03.00 WIB.
Dia berangkat bersama 2 orang rekannya dan 1 Guide/Porter pendakian gunung slamet melalui base camp Bambangan. Saat di lokasi, korban mendadak pingsan dan dalam keadaan kritis pada pukul 09.00 WIB.
Setelah menerima laporan, Basecamp Bambangan memberangkatkan satu Tim Evakuasi pada pukul 11.00 WIB. Disusul Tim SAR gabungan Pukul 12.00 WIB dan melakukan evakuasi secara estafet.
Saat Tim SAR sampai di lokasi untuk melakukan pertolongan pertama memberikan nafas buatan dan memeriksa kondisi pendaki Gunung Slamet. Namun saat dilakukan pemeriksaan pukul 13.40 WIB pendaki itu dinyatakan meninggal dunia, dari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas Karangreja dan Tim Inafis, survivor mengalami gagal jantung.
Terpisah, suasana rumah duka, Pelayat datang silih berganti mengucapkan belasungkawa pada keluarga Hardiat di rumah duka, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi pada Minggu (19/6).
Keluarga menerima kedatangan pelayat dan ucapan belasungkawa dengan tangan terbuka. Diwakili oleh kakak Hardiat beserta tiga orang anaknya, Mustofa Umar (22), Amar Fauzan (17), dan si bungsu Amir Hamzah (11).
“Kami keluarga menerima ini sebagai takdir, karena memang bapak (Hardiat) meninggalnya kelelahan waktu istirahat pendakian,” jelas Amar Fauzan, anak kedua Hardiat.
Amar mengatakan ayahnya berangkat mendaki ke Gunung Slamet pada hari Jumat (17/6) bersama beberapa orang teman dari tempatnya bekerja.
“Berangkat itu Jumat, terus Sabtu subuh itu mendaki. Nah kejadiannya itu siangnya,” kata Amar.
Sebelum berangkat ke Gunung Slamet, Amar menyebut orang tuanya pasti mengecek kondisi kesehatan. Apalagi pendakian kali ini bukan yang pertama kali dilakukan.
“Kemarin sebelum berangkat juga cek dulu kondisi, karena setiap mau berangkat pasti cek kesehatan. Mungkin memang sudah takdirnya,” jelas Amar. Amar bercerita jika awal ayahnya mulai mendaki gunung pada tahun 2019, tepat setahun sebelum pandemi COVID-19. Aktivitas ekstrem itu dilakukannya hingga ajal menjemput.
Sejumlah gunung di Indonesia sudah digapai oleh mendiang Hardiat Hidayatuloh, di antaranya Gunung Merbabu, Ciremai, Slamet, dan sejumlah gunung lainnya.
Amar dan kedua saudaranya kini bakal melanjutkan kesukaan ayahnya mendaki gunung. Apalagi untuk dirinya yang memang diajak langsung oleh ayahnya menjadi penyuka olahraga naik gunung.
“Kalau kakak kan baru pulang dari pesantren, 10 tahun di sana. Kalau adik masih kecil. Jadi saya akan terus lanjut mendaki, melanjutkan hobi bapak,” kata Amar.
(red)