Indonesia Perkuat Ketangguhan Bencana melalui ADEXCO 2025

oleh -
mnbhg
banner 468x60

MatrasNews, Jakarta – Pemerintah Indonesia, melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kembali berpartisipasi aktif dalam Asia Disaster Management and Civil Protection Expo and Conference (ADEXCO) 2025.

Ajang bergengsi yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada 10–13 September ini dimanfaatkan BNPB untuk memamerkan inovasi teknologi kebencanaan terbaru guna memperkuat ketangguhan bangsa.

Dalam booth interaktifnya, BNPB menampilkan berbagai teknologi mutakhir, mulai dari perangkat peringatan dini, sistem informasi digital, simulasi evakuasi, hingga program penguatan kapasitas masyarakat.

Berbagai produk kesiapsiagaan buatan dalam negeri juga turut dipamerkan, mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam membangun Indonesia yang tangguh.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno didampingi Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto meninjau langsung booth BNPB. Kunjungan ini menjadi momen apresiasi atas inovasi BNPB dalam memperkuat kesiapsiagaan melalui pemanfaatan teknologi.

“Kita harus sama-sama mengembangkan semuanya, kita tangguh infrastrukturnya, tangguh orangnya, tangguh teknologinya, tangguh sistem peringatannya, tangguh evakuasinya. Semuanya harus tangguh, itulah budaya yang harus kita bangun,” tegas Pratikno, Kamis (11/9).

Kepala BNPB Suharyanto menyoroti perkembangan signifikan ADEXCO tahun keempat ini, baik dari jumlah peserta maupun produk lokal. “Apabila bencana terjadi, logistik awal semuanya sudah buatan dalam negeri. Ada sekitar sembilan jenis barang yang sebelumnya diimpor, kini sudah diproduksi oleh bangsa sendiri,” jelasnya.

Mengusung tema Toward Resilient Nations: Integrated Disaster Risk Reduction for Southeast Asia, kehadiran BNPB menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, mitra internasional, dan masyarakat dalam menghadapi risiko bencana secara terpadu. Sinergi ini menjadi fondasi bagi penguatan ketahanan kawasan yang berkelanjutan.

ADEXCO 2025 yang menghadirkan perwakilan dari 11 negara tidak hanya menjadi ajang pameran, tetapi juga ruang pertukaran gagasan melalui konferensi dengan beragam topik relevan, seperti menutup kesenjangan pembiayaan dan mendorong kemajuan teknologi.

Ajang ini semakin memperkuat posisinya sebagai penggerak industri kebencanaan sesuai amanat Rencana Induk Penanggulangan Bencana 2020–2044.