Menu

Mode Gelap

Tekno

Kemajuan Blockchain Modular Membentuk Masa Depan Blockchain

badge-check


Kemajuan Blockchain Modular Membentuk Masa Depan Blockchain Perbesar

Matras News – Salah satu tren yang diprediksi akan mencolok di tahun 2024 adalah kemajuan dan peningkatan adopsi teknologi blockchain modular.

design4223

Jika didefinisikan, blockchain modular adalah blockchain yang memisahkan tugas-tugas ke dalam layer-layer secara spesifik, berbeda dengan blockchain monolitik yang menjalankan semuanya dalam satu layer.

Layer yang dimaksud yaitu “Execution” dimana transaksi dieksekusi serta penempatan dan interaksi dengan smart contracts, “Consensus” dimana isi dan perintah dari sebuah transaksi mencapai kesepakatan, “Settlement” yaitu Lapisan dimana transaksi diselesaikan.

Menyelesaikan perselisihan jika ada, menyajikan validating proofs, dan menjembatani antara execution layer yang berbeda; serta lapisan terakhir yaitu “Data Availability” dimana lapisan ini menyimpan dan memastikan ketersediaan data untuk digunakan sebagai referensi seluruh transaksi.

Mufti Faraz mengatakan bahwa munculnya blockchain modular menandai pergeseran signifikan dalam lanskap blockchain dan diharapkan akan membentuk evolusi teknologi blockchain hingga tahun 2024 dan seterusnya.

“Adopsi ini menawarkan sejumlah manfaat dan keuntungan seperti peningkatan skalabilitas karena blockchain modular dapat memisahkan fungsi inti blockchain ke lapisan yang berbeda.

Peningkatan efisiensi karena setiap layer dapat menjalankan tugasnya masing masing sehingga output nya pun lebih maksimal, peningkatan fleksibilitas dan inovasi khususnya bagi para developer.

Mereka dapat memilih dan mencocokkan komponen yang paling sesuai untuk kebutuhan mereka sehingga bisa mendorong inovasi.

Tidak hanya itu, blockchain modular memiliki keuntungan lain seperti peningkatan keamanan dimana dengan membagi-bagi fungsi blockchain yang berbeda dan jika satu komponen mengalami masalah, hal itu tidak selalu mengorbankan seluruh sistem.

Blockchain modular juga memungkinkan adanya penyesuaian infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan spesifik,” jelas Mufti.

De-dolarisasi: Aset Digital sebagai Lindung Nilai

Diskusi mengenai de-dolarisasi (upaya penggantian dolar yang biasanya digunakan sebagai mata uang transaksi bilateral) semakin mendapat perhatian dan tentu saja, tren ini juga wajib diperhatikan oleh para pelaku industri digital.

Tren ini dipercaya oleh Mufti dapat mempercepat adopsi aset digital sebagai aset lindung nilai terhadap volatilitas mata uang dan inflasi.

“Aset digital bisa dilihat sebagai penyimpan nilai yang lebih stabil atau alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan mata uang lokal, terutama di negara-negara yang mengalami ketidakstabilan ekonomi atau tingkat inflasi tinggi.

Hal ini dapat menghasilkan basis pengguna dan investor yang lebih luas di pasar aset digital. Namun, tentu saja hal ini turut membawa tantangan tersendiri.

Adopsi aset digital dalam transaksi internasional akan memerlukan pengembangan signifikan dalam hal kerangka regulasi, infrastruktur teknologi, dan stabilitas pasar,” ujar Mufti.

Sustainability: Pergeseran ke Proof of Stake dan Isu Ramah Lingkungan

Peralihan konsensus Proof-of-Work (PoW) ke Proof-of-Stake pada Ethereum menandai perubahan mendasar bagaimana suatu transaksi divalidasi dan bagaimana koin baru dihasilkan.

Dengan sistem Proof-of-Stake (PoS), validator dipilih untuk mengkonfirmasi transaksi berdasarkan jumlah koin yang mereka pegang dan bersedia “stake” atau kunci sebagai jaminan.

Menurut Mufti Faraz, konsensus ini akan mengurangi konsumsi energi jaringan blockchain secara signifikan.

“Saya percaya ini akan meningkatkan daya tahan dari ekosistem aset digital dalam jangka panjang.

Saat ini, isu mengenai lingkungan semakin diangkat dan semakin mendesak. Aspek sustainability dapat membuat aset digital lebih menarik bagi berbagai investor, terutama bagi mereka yang memiliki concern khusus terhadap lingkungan.

Hal ini dapat mengurangi biaya operasional yang terkait dengan pertambangan karena biaya energi terbarukan cenderung lebih rendah dari pada sumber energi tradisional dari waktu ke waktu.

Melalui staking, mereka dapat berkontribusi tidak hanya pada keamanan jaringan dan konsensus namun juga mendapatkan peran lebih langsung dalam tata kelola dan operasi blockchain. Sebagai imbalan, mereka akan mendapatkan hadiah staking,” tutup Mufti.

Secara ringkas, pasar aset digital pada tahun 2024 diharapkan akan dibentuk oleh kombinasi inovasi teknologi, perkembangan regulasi, dan peningkatan kesadaran lingkungan.

Tren ini menunjukkan pasar yang semakin matang, dengan fokus yang meningkat pada efisiensi, keamanan, dan keberlanjutan.

Seiring perkembangan yang terus berlanjut, tren ini memberikan gambaran tentang potensi teknologi baru dan evolusi lanskap keuangan digital di masa depan.

Tentang FASSET

Fasset adalah perusahaan fintech global yang saat ini memiliki kantor di Uni Emirat Arab, Labuan, dan Jakarta dengan misi untuk membantu miliaran orang menjadi pemilik aset digital dan membangun aset.

Aplikasi Fasset memungkinkan konsumen membangun aset secara langsung melalui ponsel pintar mereka dengan cara yang sederhana, aman, dan terjangkau melalui investasi dan perdagangan yang bersifat etis dan bertanggung jawab.

Baca Lainnya

SISI Kembali Raih Penghargaan di IDIA 2025 Atas Inovasi Digitalisasi Layanan Teknologi

17 April 2025 - 00:06 WIB

SISI Kembali Raih Penghargaan di IDIA 2025 Atas Inovasi Digitalisasi Layanan Teknologi

AnyMind Group Luncurkan AnyAI Workflow, Mengotomatiskan Operasi Bisnis

15 April 2025 - 00:09 WIB

AnyMind Group Luncurkan AnyAI Workflow Mengotomatiskan Operasi Bisnis

Operator Seluler Diharapkan Jaga Keamanan Ruang Digital dengan e-SIM

14 April 2025 - 00:06 WIB

Operator Seluler Diharapkan Jaga Keamanan Ruang Digital dengan e-SIM

Mulai 11 April 2025 iPhone 16 Series Resmi Dijual di Indonesia

29 Maret 2025 - 01:20 WIB

Mulai 11 April 2025 iPhone 16 Series Resmi Dijual di Indonesia

Ride Chain, SMI, dan TikStar Dorong Inovasi Blockchain dan Keberlanjutan di Indonesia

22 Maret 2025 - 01:43 WIB

Ride Chain, SMI, dan TikStar Dorong Inovasi Blockchain dan Keberlanjutan di Indonesia
Trending di Tekno