MatrasNews, Jakarta – Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro secara resmi meluncurkan rangkaian kegiatan Bulan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 tahun 2025 dalam sebuah kick-off di Jakarta, Jumat (1/8).
Peluncuran ini menandai dimulainya serangkaian agenda kenegaraan yang tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga mencerminkan semangat persatuan, kedaulatan, dan kesejahteraan rakyat.
Dalam keterangannya, Juri menegaskan bahwa tema peringatan tahun ini, “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, telah ditetapkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada 23 Juli 2025. Tema ini menjadi panduan perjuangan nasional yang tercermin dalam berbagai kebijakan strategis pemerintah.
“Perayaan kemerdekaan bukan sekadar mengingat sejarah, melainkan momentum menjaga api perjuangan agar bangsa ini terus tumbuh besar, sejahtera, dan maju,” tegas Juri.
Doa Kebangsaan dan Logo Resmi Kemerdekaan ke-80
Peluncuran Bulan Kemerdekaan diawali dengan Doa Kebangsaan pada malam 1 Agustus di Tugu Proklamasi, Menteng, yang dihadiri 1.500 tokoh agama dan masyarakat. “Ini wujud nyata Bhinneka Tunggal Ika sebagai bangsa yang berketuhanan,” ujar Juri.
Logo resmi HUT ke-80 RI menampilkan angka 8 dan 0 yang saling terhubung, melambangkan persatuan tanpa batas untuk kedaulatan dan kesejahteraan berkelanjutan. “Logo ini menyampaikan pesan mendalam: gotong royong dan optimisme harus terus dipupuk,” jelasnya.
Rangkaian kegiatan utama meliputi:
- 1 Agustus: Doa Kebangsaan di Tugu Proklamasi
- 13 Agustus: Penganugerahan Tanda Kehormatan RI
- 15 Agustus: Pidato Kenegaraan Presiden di DPR/MPR
- 16 Agustus: Renungan & Ziarah Nasional di TMP Kalibata
- 17 Agustus: Upacara Detik-Detik Proklamasi di Istana Negara
- 18 Agustus: Hari Libur Nasional untuk lomba daerah
- 24 Agustus: Merdeka Run 8.0K
Kegiatan serupa digelar serentak di seluruh daerah, termasuk apel renungan di taman makam pahlawan setempat.
Selaraskan dengan Asta Cita, Perkuat Identitas Bangsa
Peringatan ini sejalan dengan Asta Cita ke-1 (memperkokoh ideologi bangsa) dan ke-7 (pelayanan publik yang adil). Juri menekankan, pembangunan Indonesia harus berlandaskan nilai sejarah, spiritualitas, dan semangat kolektif.
“Kemerdekaan adalah pengingat bahwa majunya Indonesia bergantung pada kerja bersama,” pungkasnya.
Pelaksanaan HUT ke-80 RI diharapkan memperkuat persatuan dan memacu percepatan pembangunan menuju Indonesia yang lebih maju.









