Matras News, Jakarta – Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) sebagai pengelola kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta dengan luas lahan sebesar 279,1Ha.
Kawasan tersebut akan lakukan transformasi pemanfaatan lahan secara multifungsi dan inklusif dalam rangka mengembangkan potensi kawasan olahraga sebagai sport tourism destination atau destinasi utama wisata olahraga terbesar di Asia Tenggara yang berstandar Internasional.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PPKGBK, Rakhmadi A. Kusumo saat perhelatan Media Luncheon yang berlangsung di ARTOTEL Senayan Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Sebagai pengelola, kami telah memiliki visi dan rencana strategis 2025-2029 untuk memperkuat kawasan GBK menjadi destinasi Wisata Olahraga dan Hiburan terkemuka di dunia” ungkap Adi.
Wisata olahraga atau sport tourism di kawasan GBK telah menjadi magnet tersendiri dari beragam kegiatan atau acara olahraga dan hiburan yang menarik partisipasi dari para wisatawan mancanegara.
Dimana komplek GBK merupakan bagian dari aset milik negara Republik Indonesia bernilai Rp348 triliun atau 3,3 persen dari total aset negara pada tahun 2020.
Pemanfaatan lahan yang ada di GBK sendiri terdiri dari tiga area yaitu kawasan Olahraga sebesar 150,18 Ha (52,83%); kawasan Komersial sebesar 68,49 Ha (24,54%); dan kawasan Pemerintah sebesar 60,41 Ha (21,64%).
Kawasan olahraga sebagai area dengan pemanfaatan terbesar di kawasan GBK terdiri dari berbagai venue yang masuk ke dalam Cagar Budaya antara lain Stadion Utama, Istora, Stadion Renang, Stadion Madya dan Lapangan Tenis, Gedung Basket serta area konservasi hijau yang menjadi Warisan Nasional bangsa ini.
Terhadap bentuk pemanfaatan lahan tersebut, PPKGBK menjadi Badan Layanan Umum (BLU) Pengelola Kawasan/Aset di bawah satuan pengelolaan Kementerian Sekretariat Negara RI yang aktif dalam menyumbangkan 15% dari pendapatannya ke kas negara sedangkan 85% dari pendapatannya digunakan untuk belanja operasional layanan seperti pemeliharaan, perbaikan, pembangunan dan kebutuhan lainnya.
Seperti yang diketahui, pendapatan BLU sendiri dianggap sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, dijelaskan bahwa BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Untuk itu, Manajemen GBK terus berupaya untuk dapat mempertahankan visi dan cita Sang Penggagas GBK di mana dalam perkembangannya kawasan GBK memiliki peran penting dan telah bertransformasi menjadi venue multifungsi dan inklusif yang dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Implementasi komitmen tersebut, diterapkan melalui dukungan pada setiap kegiatan di kawasan GBK baik olahraga, seni, budaya, sosial dan politik.
Inovasi dalam pengelolaan kawasan GBK menjadi hal penting untuk memastikan pelayanan optimal kepada seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya, serta mengelola pendapatan dan belanja dengan lebih tepat guna.
Ia juga mengungkapkan, transformasi dan inovasi memang bukan hal yang baru bagi GBK, bersamaan dengan dilakukannya perbaikan infrastruktur di venue-venue GBK pada tahun 2018 dalam rangka Asian Games dan Asian Para Games, minat dari penyelenggara olahraga untuk mengadakan kegiatan atau acara di tempat tersebut juga semakin meningkat.
“Namun, dalam rangka mendukung kawasan GBK sebagai destinasi Wisata Olahraga dan Hiburan terkemuka di dunia dibutuhkan adanya kolaborasi dan integrasi dari para pihak.
Seperti pemerintah selaku pemangku kebijakan, para mitra usaha, penyelenggara acara, pengurus cabang olahraga, para pengelola dari Stadion/Convention/Venue di Indonesia beserta para konsultan/para ahli GBK khususnya.
Dalam hal untuk melakukan elaborasi terhadap penyusunan kalender event di Indonesia seperti kejuaraan ataupun turnamen pada tingkat nasional maupun internasional demi mendukung prestasi olahraga serta dalam jangka panjang memiliki multiplier effect bagi perekonimian daerah” ujar Adi.
Dalam rangka mengembangkan potensi Kawasan GBK sebagai destinasi wisata olahraga, manajemen GBK telah melakukan berbagai program dan strategi berkelanjutan sejak enam tahun terakhir.
Salah satunya adalah upaya untuk meningkatkan guest experience terhadap kawasan GBK seperti penyediaan fasilitas pendukung untuk para pengunjung disabilitas, integrasi layanan transportasi umum, peningkatan sistem manajemen mutu, perluasan layanan retail dan UMKM, pengembangan teknologi.
Serta peningkatan inisiatif untuk mendorong konservasi lingkungan di kawasan GBK melalui aksi penghematan penggunaan air (Jakarta Water Hero 2024), pengelolaan sampah pasca event maupun harian secara mandiri (GBK Green House), hingga pemakaian sumber energi listrik terbarukan atau Renewable Energi Certificate (REC).
Bersamaan dengan hal tersebut di atas, sebagai wujud dari komitmen yang termasuk ke dalam rencana induk BLU PPKGBK Tahun 2024 dan dalam rangka meningkatkan layanan publik, pengelola GBK juga terus melakukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan venue olahraga berstandar internasional.
Sebagai contoh di Stadion Utama GBK demi meningkatkan layanan publik, saat ini sedang dilakukan rangkaian pekerjaan revitalisasi lapangan.
Pekerjaan ini melibatkan konsultan internasional asal Singapore. Pengalaman dalam menghadapi permasalahan yang serupa, wawasan, pengetahuan, dan keahlian yang dimiliki para konsultan dapat dimanfaatkan untuk melakukan transfer knowledge (alih pengetahuan) dan alih teknologi lay & play pada turf management maupun bidang pengelolaan venue multifungsi.
Tidak hanya itu, pengelola kawasan GBK pada akhir tahun 2023 juga telah melakukan transisi pengelolaan pada salah satu area kawasan komersial yang sebelumnya menggunakan pola KSO menjadi Kerja Sama Sumber Daya Manusia dan/atau Manajemen (KSM).
Metode pendayagunaan aset BLU ini terdapat pada Blok 18 yang dikerjasamakan dengan Artotel Group untuk objek kerja sama Hotel ARTOTEL Gelora Senayan.
Hal ini dilakukan untuk mengoptimalisasi pemanfaatan aset, peningkatan pengembangan inovasi skema layanan pengelolaan kawasan, peningkatan kualitas layanan olahraga, serta peningkatan kontribusi kepada negara secara maksimal.
Ke depannya, pengelola GBK juga tengah mengkaji kemampuan manajemen untuk dapat mengelola convention center secara mandiri.
Upaya ini dilakukan untuk mencapai target pendapatan atau revenue yang lebih signifikan, manajemen terus memperbaiki kondisi perjanjian dengan melakukan renegoisasi dan penyelesaian hukum terhadap berbagai perjanjian dengan mitra-mitra GBK.
Dalam rangka menjalankan kerja sama terhadap pengelolaan area kawasan komersial tersebut, GBK terus menjaga karakteristik yang menjadi fokus utama yakni (1) Tidak Melepas Lahan kepada mitra kerja sama; (2) Kerja Sama BOT/KSO/KSM/Sewa dengan jangka waktu terbatas berdasarkan perjanjian; serta (3) Bekerja sama dengan qualified partners.